5 Alasan Investasi Saham Terbaik Untuk Dana Pendidikan Pensiun

  Tingginya kenaikkan biaya pendidikan dan inflasi membuat kita harus berinvestasi. Investasi kemana ? Saham salah satunya. Simak 5 alasan kenapa investasi di saham adalah pilihan terbaik untuk dana pendidikan dan dana pensiun. 

Menurut sejumlah survei, mayoritas masyarakat masih menempatkan uangnya di tabungan atau deposito. Alasannya, tabungan dan deposito adalah instrumen yang aman. 

Sebenarnya, keduanya adalah instrumen yang merugikan. 

Bunga dari tabungan atau deposito tidak cukup untuk menutupi kenaikkan biaya hidup, apalagi menghadapi kenaikkan biaya sekolah yang makin besar tiap tahun. Secara riil, uang Anda di tabungan tergerus; secara riil nilainya merosot. 

Perhitungan sebuah lembaga keuangan terkemuka menunjukkan return riil (setelah dikurangi inflasi, pajak dan lain-lain) yang negatif dari tabungan dan deposito di Indonesia. 

Apa pilihannya ? 

Selama ini, kami senantiasa mengusulkan Reksadana karena ini adalah instrumen yang menawarkan imbal hasil (return) lebih tinggi dan withering penting diatas kenaikkan biaya pendidikan. 

Namun, sebenarnya buat Anda yang ingin imbal hasil lebih tinggi, ada pilihan lain, yaitu: investasi saham. 

Sebelum terjun, mari kita lihat apa alasan kenapa perlu berinvestasi di saham. 

Investasi Saham 

Saham memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya lebih baik dari instrumen lain. 

#1 Return Saham Tertinggi 

Sejarah menunjukkan bahwa saham memberikan return withering tinggi diantaran investasi lainnya. 

Dibawah ini adalah perbandingan absolute return antara: Tabungan, Deposito, Emas, IHSG, dan beberapa saham unggulan (Astra, Unilever dan Bank BCA) selama 10 tahun terakhir (2005 – 2015). 

Return (%) Instrumen Investasi 2005 – 2015 

Hasilnya terlihat bahwa saham – saham tersebut unggul diatas emas dan IHSG. Bandingkan dengan bunga obligasi yang withering tinggi mencapai 8% per tahun. Apalagi tabungan yang 3% atau deposito yang berkisar dibawah angka 7%. 

Supaya lebih terbayang artinya return ini, misalkan, Anda menempatkan uang Rp 5 juta di awal 2005 maka nilai uang tersebut di akhir 2015 akan menjadi sebesar berikut tergantung jenis instrumen yang dipilih: 

Berapa Nilai Investasi Rp 5 juta 2005 – 2015 

Anda bisa melihat perbedaan yang signifikan karena instrumen investasi yang dipilih. 

Menanamkan di deposito dari 5 juta akan menjadi 8 juta di 2015, di emas nilai menjadi 14 juta sedangkan di saham unggulan uang Anda akan menjadi mencapai 55 juta (Unilever), 45 juta (BCA) atau 30 juta (Astra). 

Yang withering penting adalah keuntungan saham bisa mengalahkan kenaikkan biaya pendidikan dan biaya hidup. 

Biaya pendidikan diestimasi naik 10 sd 15% setahun, sedangkan biaya hidup sekitar 7% setahun. Investasi saham memberikan return diatas 20% setahun. 

#2 Modal Kecil Bisa Investasi Saham 

Berapa modular untuk memulai investasi di saham ? 

Banyak yang enggan bermain di saham karena membayangkan tingginya least investasi. Bayangan mereka, beli saham butuh dana yang besar. Butuh compositions yang ribet. 

Ketentuan Bursa Efek Indonesia adalah least pembelian saham sebanyak 100 lembar (sudah turun dari sebelumnya 500 lembar). Sehingga jika harga saham Rp 500 for every saham, complete investasi adalah Rp 50,000. 

Sangat murah bukan. Lebih murah dibandingkan tabungan atau deposito. 

Jadi, sebenarnya tidak ada halangan buat siapapun untuk mulai investasi di saham. 

Buka Rekening Saham Online (1 Hari Jadi) 

Bahkan sekarang dengan kemajuan teknologi, pembukaan rekening saham bisa dilakukan dengan cepat. 

Di salah satu, sekuritas agent saham, jika Anda memiliki e-KTP bisa membuka rekening saham secara online dalam waktu 1 hari. 

Buka rekening on the web sangat mudah, tidak perlu datang ke kantor cabang, cukup dilakukan lewat aplikasi. 

Tidak Ada Minimum Deposit 

Kemajuan teknologi saat ini membuat Anda bisa membuka rekening investasi saham tanpa harus menempatkan least store dana di rekening. 

Saya menemui kemudahan ini di salah satu intermediary saham yang saat ini saya gunakan. 

Store dana baru dilakukan ketika Anda akan melakukan transaksi beli saham. 

Jika hanya buka rekening, Anda tidak diwajibkan melakukan store uang. 

#3 Sistem Online: Jual Beli Saham Kapan, Dimana Saja 

Jual beli saham harus dilakukan di bursa saham, yaitu Bursa Efek Indonesia, dan dilakukan lewat perantara, yaitu intermediary atau disebut Anggota Bursa. 

Anda tidak bisa langsung melakukan jual beli. Harus menyampaikan request kepada intermediary, yang kemudian menyampaikan di lantai bursa supaya financial backer lain bisa merespon tawaran beli atau jual Anda tersebut. 

Ribet ? 

Dulu iya karena Anda harus nongkrong di kantor intermediary untuk menyampaikan request beli atau jual. 

Sekarang sudah tidak lagi. Sudah ada fasilitas intermediary on the web, yang bisa diakses dari PC, komputer atau handphone. 

Dengan ini, Anda bisa jual beli saham secara on the web. Dimana saja dan kapan saja, pemodal bisa mengeksekusi investasi sahamnya. 

Berikut ini contoh salah satu fasilitas jual beli online yang kami gunakan. Sistemnya mudah digunakan dan dipahami. Tidak perlu ilmu khusus untuk menggunakannya. 

Pembelian Saham Online 

Saham Online 

Beli Saham Online 

#4 Pemilik Perusahaan Besar

Ingin menjadi pemilik perusahaan besar, seperti Astra Internasional, Unilever atau Bank BRI ? 

Bisa dan mudah. Belilah saham – saham perusahaan ini. 

Memiliki saham artinya Anda menjadi salah satu pemilik. Dengan berstatus pemilik, Anda berhak menerima pembagian keuntungan, yaitu deviden, yang dibagikan dari laba perusahaan setiap tahun. 

Pembagian deviden diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dihadiri oleh pemegang saham. Para pemegang saham akan mendapatkan pemberitahuan dan undangan untuk ikut dalam RUPS. 

#5 Mudah Dicairkan 

Bagaimana jika ingin mencairkan investasi di saham ? Mudah dan cepat pencairannya. 

Financial backer harus melakukan request jual melalui sistem perdagangan on the web. 

Setelah terjadi transaksi, dalam waktu 3 hari sejak transaksi, T+3, dana hasil penjualan akan masuk ke rekening dana financial backer (RDI). 

Atas dana di RDI, financial backer bisa memilih: (1) ingin menggunakan untuk transaksi saham lain, maka dana tetap disitu atau (2) mencairkan dana tersebut, maka perlu menuliskan perintah di sistem kemana dana ditransfer seperti dibawah ini. 

Syarat Investasi Saham 

Mungkin pertanyaan yang withering banyak muncul adalah: apakah investasi saham itu aman ? Bagaimana resikonya ? 

Hukum investasi adalah high danger – exceptional yield. Return yang tinggi memiliki resiko yang tinggi. 

Hukum ini berlaku pula dalam investasi saham. 

Artinya, tingginya keuntungan investasi saham yang tinggi mendatangkan besarnya risiko. 

Namun, tingginya resiko saham tersebut bisa dikelola dengan melakukan sejumlah langkah. Apa saja langkah tersebut ? 

#1 Investasi Jangka Panjang 

Dalam grafik ini, Anda bisa melihat pergerakkan harga – harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam 10 tahun terakhir. 

Anda bisa melihat bahwa: 

  • Di tahun 2008, harga saham anjlok sangat dalam. Jika saat itu, Anda panik dan menjual saham, maka sudah pasti menderita kerugian sangat besar. Nilai saham rontok lebih dari 50pct dalam periode tersebut. 
  • Setelah 2008, harga saham perlahan membaik dan bahkan naik ke tingkat yang lebih tinggi. Yang bertahan dan tidak menjual sahamnya di krisis 2008 akan menikmati keuntungan atas kenaikkan harga saham yang berlipat. 

Kesimpulannya: jika menjual dalam di tahun 2008, maka kerugian sangat besar diderita oleh pemodal, namun jika rentang investasi lebih panjang, artinya tidak menjual saat itu, keuntungan besar yang akan diraup dalam tahun – tahun berikutnya. 

Dari sini, Anda bisa melihat bahwa resiko saham tinggi, karena fluktuasinya, tetapi resiko tersebut bisa dikelola jika rentang investasi adalah jangka panjang. 

Saran kami, jika kebutuhan Anda adalah investasi dalam periode 5 sd 10 tahun, jangan primary saham. Resikonya terlalu besar untuk Anda. 

Terjun ke saham adalah untuk investasi diatas 10 tahun. Dalam periode yang cukup panjang tersebut, pattern harga saham cenderung meningkat. 

#2 Paham Analisa Saham 

"Saham apa yang bagus utk dibeli", itu lontaran yang kerap kami dengar ketika membahas investasi saham. 

Kesannya beli saham itu bisa dengan mudah dan bisa menggunakan sembarang informasi yang didapat sambil lalu, yang diberikan oleh sembarang orang. 

Istilahnya, "sell on the gossip purchase the reality". 

Saran saya, jika tidak paham bagaimana menganalisa saham, sebaiknya jangan berinvestasi di instrumen ini. 

Return saham memang menggiurkan tapi resikonya juga tidak kecil. Oleh sebab itu, Anda wajib memiliki pemahaman yang strong soal bagaimana cara investasi di saham supaya tidak kejeblos. 

Saya banyak melihat orang – orang yang kapok bermain di saham karena kehilangan uangnya dalam jumlah besar di saham. Setelah didalami, mereka ini rugi karena jual beli hanya karena informasi dari orang lain – mereka tidak paham kenapa saham tersebut layal dibeli. 

They are not getting their work done. 

Pastikan Anda memahami dengan benar saham – saham yang akan dibeli sebelum terjun. Jangan hanya ikut-ikutan karena jika itu yang Anda lakukannya, resikonya sangat besar. 

Jika ingin principle saham tapi belum paham, sebaiknya gunakan Reksadana. Reksadana dikelola oleh Manajer Investasi yang memang profesional dan berpengalaman mengelola investasi. 

Pernah muncul pertanyaan di blog ini, apa bedanya beli saham dengan Reksadana karena menurut si penanya keduanya sama, yang sama – sama bisa dibeli langsung through on the web ? 

Ini bedanya: beli saham Anda harus memilih sendiri saham dan itu artinya Anda harus paham bagaimana menganalisa laporan keuangan dan kewajaran harga saham, sementara di Reksadana compositions pemilihan diserahkan sepenuhnya kepada Manajer Investasi, financial backer memasrahkan keputusan saham yang akan dibeli kepada Manajer Investasi. 

#3 Diversifikasi Investasi 

Dalam dunia investasi tidak ada yang pasti. Segala hal bisa terjadi. 

Siapa yang bakal menyangka harga minyak akan jatuh sedalam sekarang. Dulu perusahaan minyak jadi primadona. Sekarang banyak perusahaan minyak yang terpaksa mem-PHK para pegawainya karena kondisi harga minyak yang merosot sangat dalam. 

Siapa yang mengira. Tidak ada di dunia ini yang bisa memprediksi secara akurat. 

Bagaimana menghadapi ketidakpastian ini ? 

Lakukan diversifikasi, yaitu "don't place your eggs in a single container". Karena tidak bisa memprediksi kondisi kedepan dengan akurat, pilihannya adalah menyebar resiko. 

Artinya, Anda tidak bisa menggantungkan pada investasi saham namun menyebar di instrumen lain seperti Reksadana Pendapatan Tetap, Emas atau lainnya. Dalam membeli saham tidak boleh hanya 1 saham, namun beberapa saham sehingga jika satu saham anjlok masih ada saham lainnya. 

Apakah dengan diversifikasi return akan lebih kecil ? Ya. Namun resiko investasi juga lebih terkelola. 

Diversifikasi melindungi invetasi Anda dari terpaan fluktuasi harga saham yang kadangkala sadis. 

Investasi Saham 

Kenapa investasi di saham ? 

Saham adalah instrumen investasi dengan return withering tinggi dalam jangka panjang. 

Apa perlu modular besar untuk investasi saham 

Tidak perlu. Mulai dari Rp 100 ribu sudah bisa beli saham. 

Apakah investasi saham harus ke intermediary 

Tidak perlu. Sudah bisa investasi saham secara on the web. 

Bagaimana supaya return investasi saham tinggi 

Investasi saham harus dilakukan dalam jangka panjang 

Bagaimana mengelola resiko investasi saham 

Lakukan diversifikasi, yaitu "don't place your eggs in a single bushel". Karena tidak bisa memprediksi kondisi kedepan dengan akurat, pilihannya adalah menyebar resiko. 

Bagaimana memilih saham 

Lakukan analisa crucial saham supaya bisa memilih saham yang bagus di harga yang sensible.

Kesimpulan 

Sejarah mencatat bahwa Saham memberikan return tertinggi diantara instrumen investasi yang lain. Sebuah instrumen yang selayaknya menjadi salah satu pilihan. 

Dana Pendidikan dan Dana Pensiun bisa dicapai dengan investasi saham karena return saham yang tinggi. Namun, Anda harus memastikan sejumlah hal sebelum berinvestasi saham. 

Uraian diatas bisa menjadi langkah awal mulai berinvestasi di Saham.